Jumat, 30 Maret 2018

Rantai Ilmu

RANTAI ILMU

Setiap perusahaan pasti memiliki budaya masing-masing. Bahkan dalam hal pengajian para karyawan, mereka punya kebiasaan yang berbeda-beda.

Terkadang saya diundang berceramah cukup tinggal datang saja. Mereka hanya memberi tahu durasi waktu yang lazim di kantor tersebut.

Tetapi ada pula beberapa kantor berpesan untuk mengirim email terlebih dahulu berisi slide bahan ceramah saya, karena pemateri disediakan proyektor di sana. Sering juga mereka memilihkan tema yang harus saya sampaikan, sampai meminta curriculum vitae tentang pendidikan saya segala.

Riwayat pendidikan saya paling cuma empat baris. Hanya informasi tentang sekolah dan kampus tempat kuliah dulu. Hehehe. Malu. Jauh sekali dibandingkan dengan riwayat pendidikan yang sesungguhnya dari para alim ulama.

Sebut saja Kyai Muhammad Mahfudz dari Tremas, Jawa Timur. Saat beliau mencatat curriculum vitae tentang pendidikan yang beliau peroleh dari guru-gurunya, ternyata mencapai empat puluh halaman! Allahu Akbar.

Hampir semua pengetahuan agama Islam telah beliau pelajari, diantaranya ilmu tafsir, hadist, fiqih, tauhid, dan lain-lain. Setiap cabang ilmu tersebut didapatinya dari para guru yang ternama, yang memiliki rantai ilmu sampai kepada pengarang kitab yang terkait. Subhanallah.

Contohnya saat Kyai Mahfudz memperlihatkan riwayat pendidikan saat ia belajar kitab Al-Hikam yang terkenal itu, maka kita akan melihat rantai keterkaitan beliau sampai pengarangnya. Luar biasa!

"Kyai Mahfudz belajar dari Syekh Abu Bakar Syatta, dari Sayyid Zaini Dahlan, dari Syekh Ad-Dimyati, dari Al-Imam Syarqowi, dari Syekh Al-Hafni, dari Syeih An-Nurmusi, dari Syekh Abdullah Al-Basri, dari Syekh Al-Babili, dari Syekh Syekh As-Sanhuri, dari Syekh Al-Gaythi, dari Syekh Zakaria Al-Anshori, dari Syekh Al-Izz, dari Syekh Abdul Wahab, dari ayahnya, dari Al-Imam Ibnu Athoillah penulis kitab Al-Hikam."

Menakjubkan bukan? Bayangkan beliau juga menyimpan puluhan riwayat semacam ini untuk kitab Shahih Bukhari, Muslim, Tafsir Jalalain, dan kitab-kitab penting lainnya. Ini baru namanya ulama yang sesungguhnya! Keren!

Saya saja tidak berhenti memuji kepada Allah saat membaca-baca 40 halaman curriculum vitae Kyai Mahfudz ini. Menyadarkan diri sendiri bahwa saya hanya laksana debu dibandingkan keluasan ilmu para kyai. Apa yang bisa disombongkan.

Oleh karena itu, meskipun kita bukan orang berilmu, sekurangnya kita tumbuhkan dalam hati ini kecintaan kepada para ulama, karena merekalah para penjaga ilmu sejati.

Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!

Ustadz Arafat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar